Merpati kupu-kupu merupakan salah satu jenis merpati lokal/endemic Yogyakarta yang mempunyai gaya terbang pelan dan kepakan sayap yang sering (iplik) sehingga menyerupai gaya terbang kupu-kupu. Biasanya disebut juga dengan merpati kucir iplik oleh penggemar di Yogyakarta dan sekitarnya. Merpati ini biasanya terbang hanya di atas rumah pemiliknya dan dengan ketinggian bervariasi, kadang-kadang bisa sampai terlihat sampai menyerupai titik di langit. Merpati ini terbang secara berkelompok, sehingga dapat dilihat keindahannya, mengingat terbang pelan di udara, kepakan sayap sering (iplik) dan durasi terbang yang lama, bisa sampai satu jam.

Berdasarkan cerita dari para penggemar sepuh, merpati ini pada jaman dahulu (jaman Kerajaan Mataram) termasuk merpati yang digemari oleh keluarga kerajaan. Keluarga Kerajaan termasuk abdi dalem banyak yang menggemari, mengingat memelihara merpati ini merupakan sebuah kebanggaan. Walaupun digemari keluarga kerajaan, merpati ini tidak menutup kemungkinan dipelihara juga oleh masyarakat umum yang ingin menikmati keindahan terbangnya. Seiring perkembangan waktu, keberadaan merpati kucir iplik semakin langka karena penggemar yang berkurang. Saat ini, penggemar dan pemelihara merpati iplik lebih terkonsentrasi di pesisir Selatan Yogyakarta.

Pada saat ini, merpati kucir iplik sudah jarang terlihat mengingat sudah jarang sekali rumah yang memelihara. Penggemar terbanyak untuk saat itu dari golongan tua, mengingat anak muda kebanyakan sudah tidak tertarik untuk mewarisi kegemaran dari orang tuanya untuk memelihara merpati jenis ini. Anak-anak muda sekarang lebih senang memelihara merpati varian lain, diantaranya merpati hias, merpati pos/racing dan merpati balap/kolong, sehingga membuat keberadaan merpati kucir iplik terancam punah. Pemelihara merpati kucir iplik untuk saat ini kebanyakan di daerah pesisir pantai selatan Yogyakarta, yaitu Kabupaten Bantul sebelah selatan dan Kabupaten Kulon Progo sebelah Selatan. Sehingga dapat disimpulkan untuk sekarang penggemar merpati ini kebanyakan daerah pedesaan di Yogyakarta bagian Selatan.

Merpati kucir iplik dipelihara pada kandang yang biasa disebut gupon. Jenis gupon klasik yang ada di Yogyakarta disebut gupon panggung. Gupon merupakan tempat merpati untuk berteduh di malam hari dan tempat untuk berkembang biak. Merpati kucir iplik biasanya diumbar (dibebaskan hidup bebas tidak dikurung) sehingga terkesan liar dan tidak mudah untuk ditangkap. Merpati ini biasanya dipelihara dalam satu koloni. Untuk menerbangkan merpati ini cukup digetak (ditakuti agar terbang ke udara) dengan dilembar kayu-kayu ringan atau dengan bambu yang diberi bendera kecil. Setelah terbang di udara, biasanya akan terbang berkelompok dan menunjukkan gaya terbangnya, sehingga bisa dinikmati keindahannya oleh sang pemilik. Menurut para pemilik merpati di daerah pedesaan, dengan menikmati terbang merpati kucir iplik dapat menghibur dan mengisi kembali semangat setelah seharian bekerja.

Penyebutan jenis merpati kucir iplik biasanya berdasarkan warnanya yaitu :

a.       Gagakan ; menyerupai burung gagak yang berwarna hitam legam

b.      Brues ; bulu badan dan ekor berwarna putih, tapi kepala dan leher hitam atau merah bata (gambir)

c.       Totok ; bulu badan dan kepala berwarna putih, tetapi ekornya hitam

d.      Tlampik ; Bulu badan, ekor, dan kepala berwarna hitam, tetapi sayap berwarna putih

Warna-warna lain seperti blorok, megan dan blandong 

Mengingat merpati ini sudah jarang terlihat, maka perlu diupayakan untuk mengenalkan kepada generasi muda tentang merpati kucir iplik. Masyarakat Indonesia, khususnya Yogyakarta diharapkan dapat ikut berkontribusi dalam pelestarian, mengingat merpati-kucir iplik merupakan merpati khas Yogyakarta dan merupakan warisan budaya yang sangat layak untuk dipertahankan. Kontribusi yang paling mudah adalah dengan memelihara merpati kucir-iplik. Ayo lestarikan merpati kucir-iplik!!!!